Tugas
Individu
PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA
KHALIFAH BANI ABBASIYAH
Disusun Oleh:
Niki
Estu Putra.M : 1011060109
Ika
Mulyati : 1011060
Umi
Maghfiroh : 1011060127
Jurusan/Kelas : T.Biologi/E
Semester : V (lima)
TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
IAIN RADEN INTAN
LAMPUNG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Berdirinya bani abbasiyah dikarenakan pada masa pemerintahan Bani Umaiyyah
pada masa pemerintahan khalifah Hisyam ibnu abdi al-Malik muncul kekuatan baru
yang menjadi tantangan berat bagi pemerintahan bani umayyah. Kekuatan itu
berasal dari kalangan bani hasyim yang dipelopori keturunan al-Abbas ibn abd
al-muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari golongan syiah dan kaum
mawali yang merasa di kelas duakan oleh pemerintahan bani umayyah.
Pada waktu itu ada beberapa faktor
yang menyebabkan dinasti umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran,
akhirnya pada tahun 132 H (750 M) tumbanglah daulah umayyah dengan terbunuhnya
khalifah terakhir yaitu Marwan bin Muhammad dan pada tahun itu berdirilah
kekuasaan dinasti bani abbas atau khalifah abbasiyah karena para pendiri dan
penguasa dinasti ini keturunan al-Abbas paman Nabi Muhammad Saw., dinasti
abbasiyah didirikan oleh Abdullah ibn al-Abbas. Kekuasaannya berlangsung dalam
rentang waktu yang panjang dari tahun 132 H sampai dengan 656 H. selama
berkuasa pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan
politik, social dan budaya.
Dalam makalah ini, kami akan
membahas tentang perkembanngan islam pada masa khalifah bani
abbasiyah.
BAB II
PEMBAHASAN
Masa
Daulah Abbasiyah adalah masa keemasan Islam, atau sering disebut dengan istilah
‘’The Golden Age’’. Pada masa itu Umat Islam telah mencapai puncak kemuliaan,
baik dalam bidang ekonomi, peradaban dan kekuasaan. Selain itu juga telah
berkembang berbagai cabang ilmu pengetahuan, ditambah lagi dengan banyaknya
penerjemahan buku-buku dari bahasa asing ke bahasa Arab. Fenomena ini kemudian
yang melahirkan cendikiawan-cendikiawan besar yang menghasilkan berbagai
inovasi baru di berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Bani Abbas mewarisi
imperium besar Bani Umayah.
Pada
awalnya kekhalifahan Daulah Abbasiyah menggunakan Kufah sebagai pusat
pemerintahan, dengan Abu Abbas As-Safah (750-754 M) sebagai Khalifah pertama.
Kemudian Khalifah penggantinya Abu Jakfar Al-Mansur (754-775 M) memindahkan
pusat pemerintahan ke Baghdad. Di kota Baghdad ini kemudian akan lahir sebuah
imperium besar yang akan menguasai dunia lebih dari lima abad lamanya. Imperium
ini dikenal dengan nama Daulah Abbasiyah.
Dalam
beberapa hal Daulah Abbasiyah memiliki kesamaan dan perbedaan dengan Daulah
Umayah. Seperti yang terjadi pada masa Daulah Umayah, misalnya, para bangsawan
Daulah Abbasiyah cenderung hidup mewah dan bergelimang harta. Mereka gemar
memelihara budak belian serta istri peliharaan (hareem). Kehidupan lebih
cenderung pada kehidupan duniawi ketimbang mengembangkan nilai-nilai agama
Islam . Namun tidak dapat disangkal sebagian khalifah memiliki selera seni yang
tinggi serta taat beragama.
Dinasti
Bani Abbasiyah yang berkuasa sejak tahun (132-656 H / 750-1258 M) perkembangan
dari kemajuan sosial budaya yang terjadi pada masa pemerintahan dinasti Bani
Abbasiyah :
1. KEMAJUAN DALAM BIDANG SOSIAL BUDAYA
Selama masa pemerintahan dinasti Bani Abbasiyah (750-1258 M). diantara perkembangannya adalah dalam bidang :
a. Seni Bangunan dan Arsitektur Masjid.
Masjid
merupakan bangunan tempat ibadah umat islam yang merupakan wakil menonjol dari
Arsitektur islam. Masjid yang dirikan pada masa pemerintahan Bani Abbas adalah
bangunan masjid Samarra, di Bagdad. Masjid Samarra adalah tiang-tiang yang di
pasang beratap lengkung.Tiang-tiang tersebut dibangun menggunakan batu bata.
b. Seni bangunan kota
Seni
bangunan islam masih mempunyai ciri khas dan gaya tersendiri, dalam pintu
pilar, lengkung kubah, hiasan lebih bergantung (muqarnas hat). Pemerintah
dinasti Abbasiyah adalah kota Bagdad, yang dibangun oleh Abu ja’far al-Mansur
(136-158 H/754-775). Tempat lokasi ditepi sungai Eufrat (Furat) dan Dajlah
(Tigris). Pembangunan ini
diarsiteki oleh Hajjaj bin Artbab dan Amran bin Wadldlah, tenaga kerja yang
dibutuhkan.
Masjid Jami’ didepannya memiliki
luas areal sekitar 40.000 hasta persegi,” Istana dan
Masjid merupakan simbol kota.
Sekitar
tahun 157 H, khalifah al-Mansur membangun istana baru diluar kota yang diberi
nama Istana ABADI (Qasbrul Khuldi) khalifah al-Mansur membagi kota Bagdad
menjadi empat daerah, yang masing-masing daerah dikepalai oleh seorang naib
amir (wakil gubernur) dan tiap-tiap daerah diberi hak mengurusi wilayah sendiri
yaitu daerah otonom.
2.PERKEMBANGAN
DAN KEMAJUAN BAHASA SASTRA
Perkembangan seni bahasa dan kemajuan, baik puisi maupun prosa kemajuan yang cukup berarti. Salah satu perhatian besar bani Abbas dan juga para ahli bagian Seniman. Berikut uraian singkatnya :
a. Perkembangan puisi
Berbeda
dengan masa pemerintahan bani Umayah yang belum banyak.
Penyair pada masa pemerintahan bani Umayah, masih kental dalam keaslian warna Arabnya, sedangkan sastrawan pada zaman pemerintahan Bani Abbas, telah melakukan perubahan kekuasaan tersebut. Mereka telah mampu mengombinasikannya dengan sesuatu yang bukan berasal dari tradisi arab dari tradisi Arab. Oleh karena itu wajar kalau kemudian pada masa pemerintahan Bani Abbas banyak bermunculan penyair terkenal.
Penyair pada masa pemerintahan bani Umayah, masih kental dalam keaslian warna Arabnya, sedangkan sastrawan pada zaman pemerintahan Bani Abbas, telah melakukan perubahan kekuasaan tersebut. Mereka telah mampu mengombinasikannya dengan sesuatu yang bukan berasal dari tradisi arab dari tradisi Arab. Oleh karena itu wajar kalau kemudian pada masa pemerintahan Bani Abbas banyak bermunculan penyair terkenal.
Diantara mereka adalah sebagai
berikut :
1. Abu Nawas (145-198 H) nama
aslinya adalah Hasan bin Hani
2. Abu’ At babiyat (130-211 H)
3. Abu Tamam (wafat 232 H) nama
aslinya adalah Habib bin Auwas atb-Tba’i
4. Dabal al-kbuza’I (wafat 246 H) nama aslinya adalah Da’bal bin Ali Razin dari Kbuza’ab. Penyair besar yang berwatak kritis.
4. Dabal al-kbuza’I (wafat 246 H) nama aslinya adalah Da’bal bin Ali Razin dari Kbuza’ab. Penyair besar yang berwatak kritis.
5. Al-Babtury (206-285 H) nama
aslinya adalah Abu Ubadab Walid al Babtury al-Qubtbany atb-tba’i.
6. Ibnu Rumy (221-283 H). nama
aslinya adalah Abu Hasan Ali bin Abbas. Penyair yang berani menciptakan
tema-tema baru
7. Al-Matanabby (303-354 H) nama
aslinya adalah Abu Thayib Ahmad bin Husin al-Kuft penyair istana yang haus
hadiah, pemuja yang paling handal.
8. Al-Mu’arry (363-449 H) nama
aslinya Abu A’la al-Mu’arry. Penyair berbakat dan berpengetahuan luas.
b. Perkembangan prosa
Pada
masa pemerintahan dinasti bani Abbasiyah telah terjadi perkembangan yang sangat
menarik dalam bidang prosa. Banyak buku sastra novel, riwayat, kumpulan
nasihat, dan uraian-uraian sastra yang dikarang atau disalin dari bahasa asing.
1. Abdullah bin Muqaffa (wafat tahun 143 H) buku prosa yang dirintis diantaranya Kalilab wa Dimnab, kitab ini terjemahan dari bahasa sansekerta. Karya seorang filosuf india bernama Baidaba dia menyalin menjadi bahasa arab.
2. Abdul Hamid al – katib. Ia dipandang
sebagai pelopor seni mengarang surat.
3. Al-Jabidb (wafat 255H). karyanya ini memiliki nilai sastra tinggi, sehingga menjadi bahasa rujukan dan bahan bacaan bagi para sastrawan kemudian.
3. Al-Jabidb (wafat 255H). karyanya ini memiliki nilai sastra tinggi, sehingga menjadi bahasa rujukan dan bahan bacaan bagi para sastrawan kemudian.
4. Ibnu Qutaibab (wafat 276 H). ia
dikenal sebagai ilmuan dan sastrawan yang sangat cerdas dan memiliki
pengetahuan yang sangat luas tentang bahasa kesusastraan.
5. Ibnu Abdi Rabbib (wafat 328 H) ia
seorang penyair yang berbakat yang memiliki kecendrungan kesajak drama. Sesuatu
yang sangat langka dalam tradisi sastra arab. Karya terkenalnya adalah al-Aqdul
Farid, semacam ensiklopedia Islam yang memuat banyak Ilmu pengetahuan Islam.
3.PERKEMBANGAN
SENI MUSIK
Pada
umumnya orang Arab memiliki bakat musik, sehingga seni suara atau seni musik
menjadi suatu keharusan bagi mereka sejak zaman jahiliyah. Hal ini terus
berkembang pada masa Bani Umayah hingga Abbasiyah. Pada masa pemerintahan
dinasti bani Abasiyah, musik islam mengalami kejayaan.
a.
Penyusun
Kitab Musik
Diantara para pengarang karya kitab
musik adalah sebagai berikut :
1. Yunus bin Sulaiman (wafat tahun 765 M) Beliau adalah pengarang teori musik pertama dalam islam. Karya musiknya sangat bernilai, sehingga banyak musikus eropa yang meniru.
2. Kbalib bin Abmad (wafat tahun 791 M). beliau mengarang buku-buku teori musik mengenai not dan irama. Dijadikan sebagai bahan rujukan bagi sekolah-sekolah tinggi musik diseluruh dunia.
1. Yunus bin Sulaiman (wafat tahun 765 M) Beliau adalah pengarang teori musik pertama dalam islam. Karya musiknya sangat bernilai, sehingga banyak musikus eropa yang meniru.
2. Kbalib bin Abmad (wafat tahun 791 M). beliau mengarang buku-buku teori musik mengenai not dan irama. Dijadikan sebagai bahan rujukan bagi sekolah-sekolah tinggi musik diseluruh dunia.
3. Ishak bin Ibrahim al-Mousuly
(wafat tahun 850 M). ia telah berhasil memperbaiki musik jahiliyah dengan
sistim baru. Dia mendapat gelar Raja Musik.
4. Hunain bin Isbak (wafat tahun 873
M). Ia telah berhasil menerjemahkan buku-buku teori musik karangan Plato dan
Aristoteles.
5. Al-Farbii selain sebagai seorang
filosuf, ia juga dikenal sebagai seniman dan ahli musik. Karyanya banyak
diterjemahkan kedalam bahasa Eropa dan menjadi bahan rujukan bagi para seniman
dan pemusik Eropa.
b. Pendidikan Musik.
Para
khalifah dan pembesar istana Bani Abbas memiliki perhatian yang sangat besar
tedapat musik. Sekolah musik yang paling baik adalah sekolah musik yang didirikan
oleh Sa’aduddin Mukinin. Karyanya berjudul Syarafiya, menjadi bahan rujukan dan
dikagumi masyarakat musik dunia barat.Latar belakangnya penyebab maraknya
lembaga pendidikan music bermunculan adalah karena kemampuan bermain musik
menjadi salah satu syarat untuk menjadi pegawai atau untuk memperoleh pekerjaan
dilembaga pemerintahan.
4.KEMAJUAN
DALAM BIDANG PENDIDIKAN
Pada masa pemerintahan Bani Abbas, pendidikan dan pengajaran mengalami kemajuan yang gemilang. Pada masa itu prioritas umat islam mampu membaca dan menulis, pada masa ini pendidiakan dan pengajaran diselenggarakan dirumah-rumah penduduk dan ditempat-tempat umum lainnya misalnya Muktab.
Menurut
keterangan yang ada, terdapat sekitar 30.000 masjid yang sebagian besar
dipergunakan sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran tingkat dasar, kurikulum
pendidikan pada tingkat dasar terdiri pelajaran membaca, menulis, tata bahasa,
hadist, prinsip-prinsip dasar matematika dan pelajaran syair. Sedangkan
pendidikan tingkat menengah terdiri dari pelajaran taysir Al - Qur’an
pembahasan kandungan Al - Qur’an, Sunah Nabi, Fiqih, dan Ushul Fiqh, kajian
ilmu kalam (teologi), ilmu Mntiq (retorika) dan kesustraan, pada pelajaran
tingkat tinggi mengadakan pengkajian dan penelitian mandiri dibidang astronomi,
geografi dunia, filsafat, geometri, musik dan kedokteran.
5.
KEMAJUAN BANI ABBASIYAH DALAM ILMU PENGETAHUAN
Dinasti bani Abbasiyah yang berkuasa sekitar lima abad lebih, merupakan salah satu dinasti islam yang sangat peduli didalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban islam. Bani Abbasiyah telah menyiapkan segalanya, diantara fasilitas yang diberikan adalah pembangunan pusat riset dan terjemah. Para ilmuan digaji sangat tinggi dan kebutuhan hidupnya dijamin oleh Negara. Bahkan khalifah Bani Abbasiyah meminta siapa saja termasuk para pejabat dan tentara untuk mencari naskah-naskah yang berisi ilmu pengetahuan dan peradaban untuk dibeli dan diterjemahkan menjadi bahasa arab.
Selain itu juga terdapat bidang-bidang ilmu pengetahuan umum yang berkembang antara lain:
a.
Filsafat
Proses penerjemahan yang dilakukan
umat Islam pada masa dinasti bani abbasiyah mengalami kemajuan cukup besar.
Para penerjemah tidak hanya menerjemahkan ilmu pengetahuan dan peradaban
bangsa-bangsa Yunani, Romawi, Persia, Syiuria tetapi juga mencoba
mentransfernya ke dalam bentuk pemikiran. Diantara tokoh yang member andil
dalam perkembangan ilmu dan filsafat Islam adalah: Al-Kindi, Abu Nasr
al-Faraby, Ibnu Sina, Ibnu Bajjah, Ibnu Thufail, al-Ghazali dan Ibnu Rusyid.
b.
Ilmu Kalam
Menurut A. Hasimy lahirnya ilmu
kalam karena dua factor: pertama, untuk membela Islam dengan bersenjatakan
filsafat. Kedua, karena semua masalah termasuk masalah agama telah berkisar
dari pola rasa kepada pola akal dan ilmu. Diantara tokoh ilmu kalam yaitu:
wasil bin Atha’, Baqilani, Asy’ary, Ghazali, Sajastani dan lain-lain.
c.
Ilmu Kedokteran
Ilmu kedokteran merupakan salah satu
ilmu yang mengalami perkembangan yang sangat pesat pada masa Bani Abbasiyah
pada masa itu telan didirikan apotek pertama di dunia, dan juga telah didirikan
sekolah farmasi. Tokoh-tokoh Islam yang terkenal dalam dunia kedokteran antara
lain Al-Razi dan Ibnu Sina.
d.
Ilmu Kimia
Ilmu kimia juga termasuk salah satu
ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh kaum muslimin. Dalam bidang ini mereka
memperkenalkan eksperimen obyektif. Hal ini merupakan suatu perbaikan yang
tegas dari cara spekulasi yang ragu-ragu dari Yunani. Mereka melakukan
pemeriksaan dari gejala-gejala dan mengumpulkan kenyataan-kenyataan untuk
membuat hipotesa dan untuk mencari kesimpulan-kesimpulan yang benar-benar
berdasarkan ilmu pengetahuan diantara tokoh kimia yaitu: Jabir bin Hayyan.
e. Ilmu Hisab
e. Ilmu Hisab
Diantara
ilmu yang dikembangkan pada masa pemerintahan abbasiyah adalah ilmu hisab atau
matematika. Ilmu ini berkembang karena kebutuhand asar pemerintahan untuk
menentukan waktu yang tepat. Dalam setiap pembangunan semua sudut harus
dihitung denga tepat, supaya tidak terdapat kesalahan dalam pembangunan
gedung-gedung dan sebagainya. Tokohnya adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi.
f.
Sejarah
Pada
masa ini sejarah masih terfokus pada tokoh atau peristiwa tertentu, misalnya
sejarah hidup nabi Muhammad. Ilmuwan dalam bidang ini adalah Muhammad bin
Sa’ad, Muhammad bin Ishaq
g.
Ilmu Bumi
Ahli
ilmu bumi pertama adalah Hisyam al-Kalbi, yang terkenal pada abad ke-9 M,
khususnya dalam studynya mengenai bidang kawasan arab.
h.
Astronomi
Tokoh astronomi Islam pertama adalah
Muhammad al-fazani dan dikenal sebagai pembuat astrolob atau alat yang
pergunakan untuk mempelajari ilmu perbintangan pertama di kalangan muslim.
Selain al-Fazani banyak ahli astronomi yang bermunculan diantaranya adalah
muhammad bin Musa al-Khawarizmi al-Farghani al-Bathiani, al-biruni, Abdurrahman
al-Sufi.
Selain ilmu pengetahuan umum dinasti abbasiyah juga memperhatikan pengembangan ilmu pengetahuan keagamaan antara lain:
Selain ilmu pengetahuan umum dinasti abbasiyah juga memperhatikan pengembangan ilmu pengetahuan keagamaan antara lain:
a.
Ilmu Hadis
Diantara tokoh yang terkenal di
bidang ini adalah imam bukhari, hasil karyanya yaitu kitab al-Jami’ al-Shahih
al-Bukhari. Imam muslim hasil karyanya yaitukitab al-Jami’ al-shahih al-muslim,
ibnu majjah, abu daud, at-tirmidzi dan al-nasa’i.
b.
Ilmu Tafsir
Terdapat dua cara yang ditempuh oleh
para mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an. Pertama, metode tafsir bil
ma’tsur yaitu metode penafsiran oleh sekelompok mufassir dengan cara member
penafsiran al-Qur’an dengan hadits dan penjelasan para sahabat. Kedua, metode
tafsir bi al-ra’yi yaitu penafsiran al-Qur’an dengan menggunakan akal lebih
banyak dari pada hadits. Diantara tokoh-tokoh mufassir adalah imam al-Thabary, al-sud’a
muqatil bin Sulaiman.
c.
Ilmu Fiqih
Dalam bidang fiqih para fuqaha’ yang
ada pada masa bani abbasiyah mampu menyusun kitab-kitab fiqih terkenal hingga
saat ini misalnya, imam Abu Hanifah menyusun kitab musnad al-Imam al-a’dzam
atau fiqih al-akbar, imam malik menyusun kitab al-muwatha’, imam syafi’I
menyusun kitab al-Umm dan fiqih al-akbar fi al tauhid, imam ibnu hambal
menyusun kitab al musnad ahmad bin hambal.
d.
Ilmu Tasawuf
Kecenderungan pemikiran yang
bersifat filosofi menimbulkan gejolak pemikiran diantara umat islam, sehingga
banyak diantara para pemikir muslim mencoba mencari bentuk gerakan lain seperti
tasawuf. Tokoh sufi yang terkenal yaitu Imam al-Ghazali diantara karyanya dalam
ilmu tasawuf adalah ihya ulum al-din.
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan
diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1.
Kemajuan
dalam bidang sosial budaya
a. Seni Bangunan dan Arsitektur Masjid
b. Seni bangunan kota
2. Perkembangan dan kemajuan bahasa
sastra
a. Perkembangan puisi
b. Perkembangan prosa
3. Perkembangan seni musik
a.
Penyusun
Kitab Musik
b.
Pendidikan
Musik
4.Kemajuan dalam bidang pendidikan
5. Kemajun bani abbasiyah dalam
ilmu pengetahuan
Bidang-bidang ilmu pengetahuan umum
yang berkembang yaitu : ilmu filsafat, ilmu kalam, ilmu kedokteran, ilmu kimia,
ilmu hisab, sejarah, ilmu bumi, astronomi.
Sedangkan pengembangan ilmu
pengetahuan keagamaan antara lain: ilmu hadist, ilmu tafsir, ilmu fiqih, dan
ilmu tasawuf.
DAFTAR PUSTAKA
Dra.H.Andi Rasdiyansyah.1996.buku pelajaran sejarah kebudayaan islam
untuk kelas 3 MTs.Jakarta:Departemen
Agama
Ahmad
Syalabi,Prof.Dr.sejarah kebuyaan islam.jilid
1 dan 2.jakarta:pustaka alhusna
0 komentar:
Posting Komentar